Rabu, 02 Juli 2014

PHP

Bicara soal cinta, terkadang sulit untuk dimengerti. Banyak hal yang membuat kita bertingkah di luar kebiasaan kita. Terutama saat patah hati. Kita sebagai manusia tentu pernah menangis. Tapi menangis karena cinta adalah persoalan yang berbeda. Yang kita tangisi disini adalah hati dan perasaan. Disaat hati kita telah dilukai oleh seseorang yang kita sayang, kebanyakan remaja terutama perempuan lebih memilih untuk menangis. Kenapa? Karena perempuan lebih mengutamakan perasaan daripada amarah, katanya. Tapi kalau dipikir-pikir, pernyataan itu ada benarnya juga. Menangis karena pasangan kita itu hal yang wajar terjadi dalam suatu hubungan. Kita masih bisa menuntut pada pasangan kita. Namun lain halnya apabila kita menangis karena orang yang belum menjadi pasangan kita. Rasanya tidak ada hak apapun bagi kita untuk menuntut apa-apa darinya. Bisa jadi kesakitan itu karena kita berharap terlalu tinggi untuk bisa bersama dengannya. Sakit memang melihat pasangan kita berubah dan menjauh dari kita. Walaupun begitu hubungan kita bersama pasangan masih bisa berjalan semestinya sebelum ada kata "putus" di antara keduanya. Tapi akan lebih sakit melihat orang yang kita sayangi, yang dulunya sangat dekat dengan kita, namun belum menjadi hak kita pergi menjauh dari kita tanpa kita tahu penyebabnya. Dalam kasus ini yang aku maksud adalah PHP. Dewasa ini banyak kasus seperti itu yang dialami oleh remaja saat ini, tak terkecuali diriku sendiri. 
Tidak ingin munafik, terkadang korban php sering melakukan hal-hal yang lebay. Seperti menangis sambil mendengarkan lagu-lagu galau, flashback ketika seneng-senengnya pdkt, sindir-menyindir melalui social media, dan banyak lagi. Bahkan orang-orang yang berada di sekitar korban php juga sering menjadi korban kekesalannya. Dan hal yang membuat kita (si korban php) lebih sakit adalah ketika seseorang yang menjadi korban kekesalan kita menyadarkan kita tentang sebuah fakta bahwa kita juga tidak ada hak apa-apa untuk menuntut mereka (pelaku php) karena tidak ada status apa-apa antara kita dan si dia. Kalau sudah seperti ini siapa yang harus disalahkan?
Semua itu bukan semata-mata kesalahan si pelaku php. Kita juga ikut andil dalam kasus ini. Mungkin apabila kita tidak terlalu berharap, semua ini tidak akan terjadi dan kita tidak akan merasa sakit yang berlebihan. 
Dari sini aku berpikir, menyukai seseorang bukan berarti kita harus bersama dengannya. Terkadang kita lebih baik menjadi teman dekat daripada menjadi kekasihnya.
Jadi pesanku untuk para remaja perempuan yang sedang pendekatan dengan seorang laki-laki, sebaiknya jangan terlalu berharap dan berkhayal terlalu tinggi. Karena akan sakit
kalau semua yang kita angan-angankan dan kita impikan tidak pernah terjadi dan malah berbanding terbalik dengan kenyataan. Dan untuk para lelaki, jangan pernah kalian memberi harapan palsu kepada perempuan-perempuan yang kalian dekati. Apabila kalian (para lelaki) ragu, sebaiknya jangan sekali-kali kalian memberi harapan kepada para perempuan kalau akhirnya harapan yang kalian beri hanyalah harapan kosong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar